Skandal Panjat Tebing Tahap Ii Disporapar Jateng Meledak...! Rekening Siluman, E faktur Gaib, Dan Du

Skandal Panjat Tebing Tahap Ii Disporapar Jateng Meledak...! Rekening
22-Nov-2025 | sorotnuswantoro Biro Demak Jateng

Semarang, sorotnuswantoro.com — Aroma busuk dugaan permainan anggaran kembali menyengat dari lingkaran proyek pemerintah Jawa Tengah. Kali ini, giliran Proyek Pembangunan Fasilitas Panjat Tebing Tahap II di Disporapar Jateng Tahun Anggaran 2025 yang diseret dalam pusaran skandal mencengangkan.

Perusahaan resmi pelaksana, CV Esa Buana Perkasa, akhirnya angkat suara — bukan sekadar klarifikasi, tapi ledakan besar yang membuka tabir dugaan manipulasi dokumen, pemalsuan identitas, hingga upaya pencairan dana secara ilegal melalui rekening misterius.

REKENING SETAN MUNCUL DI UNGARAN! NOMOR RESMI, TAPI BUKAN PEMILIKNYA!

Dalam aduan resminya, manajemen perusahaan mengungkap fakta mengerikan:

Ada rekening Bank Jateng Cabang Ungaran yang tiba-tiba tercatat atas nama CV Esa Buana Perkasa dengan nomor 1022033553.

Masalahnya, perusahaan tidak pernah—bahkan tidak sekalipun—membuka rekening di cabang tersebut. Siapa yang berani membuka rekening dengan identitas perusahaan orang lain? Ini bukan lagi nekat, tapi aksi kriminal tingkat tinggi!

ALAMAT PERUSAHAAN DIPALSUKAN, JEJAK MAFIA SEMAKIN KUAT!

Alamat resmi perusahaan berada di Demak, namun rekening siluman justru memakai alamat palsu di wilayah Semarang. Pemalsuan data seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh pemain amatir. Ini kerjaan tangan-tangan profesional yang paham celah, sistem, dan mungkin… lingkaran dalam.

EMAIL PERUSAHAAN DICATUT TANPA AMPUN!

Rekening ilegal itu bahkan mengatasnamakan email yang diduga dicatut. Ini jelas upaya memproduksi identitas palsu secara sistematis.

TERGUNCANG! ADA DUGAAN PENGAJUAN SP2D TANPA SEPENGETAHUAN PERUSAHAAN!

Lebih dahsyat lagi, manajemen CV Esa Buana Perkasa menemukan indikasi adanya pengajuan pencairan termin (SP2D) ke BPKAD Jateng yang menggunakan nama mereka.

Padahal, perusahaan tidak pernah mengajukan SP2D satu rupiah pun!. Jika benar, ini artinya ada pihak yang mencoba menikung anggaran proyek menggunakan identitas perusahaan resmi.

Perusahaan menegaskan tidak pernah mengeluarkan e-Faktur untuk pencairan termin proyek.

Jika ada e-Faktur yang beredar, dapat dipastikan itu adalah: Rangkaian kejadian ini bukan insiden acak. Bukan pula kesalahan administratif. ini skenario kotor. Skenario terstruktur. Skenario yang mengarah pada dugaan MAFIA ANGGARAN!Berapa banyak perusahaan yang dicatut tanpa mereka tahu. Dan berapa miliar uang negara yang mungkin sudah menguap.

( Red )

Tags